Title : Love In Memories. ֟
Cast
:
- Cho Kyuhyun as Kyuhyun
- Kim Yuri as Yuri
Cinta? Apa kalian tahu arti cinta yang
sebenarnya? Apa kalian pernah merasakan cinta? Jika iya, sama halnya denganku.
Cinta? Karena hal itu aku bisa mengenalnya, mengenal sosoknya yang hangat dan
merasakan hidup yang lebih berwarna.
-
Pagi ini, dengan langkah yang pasti ku
langkahkan kakiku menuju taman Kota, ku akui hari ini aku sangat senang.
Mendengar kabar bahwa kekasihku Kyuhyun, akan bertemu denganku.
“maaf menunggu lama” ucapku. Dia
tersentak dari lamunannya, dan tersenyum kearahku.
“tidak apa apa, lagipula aku juga baru
saja sampai disini” ucapnya.
Suasana
menjadi hening, ku biarkan saja. Mungkin ia menginginkan suasana yang hening
seperti ini.
“yuri, aku minta maaf jika belakangan
ini aku terlalu sibuk!” ucapnya. Aku tersenyum mendengar perkataanya. Apa
kalian tau Super Junior? Apa kalian kenal dengan Cho Kyuhyun atau Kyuhyun?
“hahahahahha” tertawa? Untuk apa? Apa
itu yang ada dipikiran kalian? Alasannya, aku sudah sering mendengarnya berkata
seperti itu. Selalu saja itu yang ia ucapkan setiap kali ia bertemu denganku.
“kenapa kau tertawa? Ada yang lucu?”
tanyanya. Aku menghentikan tawaku, dan tersenyum kearahnya.
“ada. Kyu, apakah kau tidak sadar?
Setiap kali kau bertemu denganku, pasti kalimat itu yang selalu kau lontarkan.
Aku sudah bosan mendengarnya kyuuu..” ucapku seraya mencubit gemas kedua
pipinya.
“ishh. Jangan cubit pipiku, itu sakit
Yuriiii..” ucapnya. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak
kecil. Meskipun ia telah menjadi artis besar di negeri ini, ia masih saja
mempunyai sifat yang sama seperti sebelum ia terkenal. Itulah yang aku suka
darinya.
“berhenti tertawa Yuriii.. itu tidak
lucuuuu” ucapnya, aku menghentikan tawaku dan menatapnya.
“sudah puas?” tanyanya sinis. Aku
tersenyum dan langsung memeluknya. Hangat itulah yang kurasakan.
-
Bahagia bukan? Tapi, itu dulu sebelum
ia dikenal oleh seluruh dunia. kini ia jarang –bahkan hampir tidak pernah-
menemuiku seperti dulu. Dan bahkan jika kami ingin bertemu kami harus bertemu
secara bersembunyi sembunyi. Tapi bagaimana? Jika kekasihku sudah ditakdirkan
menjadi seorang Entertain yang sangat sukses di jagad hiburan. Tapi aku
berusaha untuk menghargai pekerjaanya, pekerjaan yang selalu menuntutnya untuk
menyenangkan fans fansnya yang telah tersebar di seluruh dunia.
-
Aku menunggunya, menunggunya yang akan
menemuiku. Di tempat ini, tempat favourite kami. Udara disini begitu dingin,
membuatku harus memakai sweater yang tebal dengan balutan shal di leherku.
Semilir angin mulai menerpa tubuhku, tempat ini begitu indah jika malam hari.
Tak ayal, jika aku dan dia sering datang kemari hanya sekedar melihat bulan dan
bintang yang bertaburan dilangit setiap malamnya. Ia berjanji akan menemuiku
jam 8 malam nanti.
Sudah 1 jam lebih aku menunggunya
disini. Menunggunya untuk datang menemuiku. Ini sudah terlalu larut, tapi ia
masih belum datang juga. Aku takut. Tik… Tik.. Tik… Ahh sial, kenapa harus
hujan? Tidak, tidak boleh, aku harus tetap menunggunya. Ia sudah berjanji akan
menemuiku, mungkin ia terjebak macet, ya aku yakin. Ia tidak akan mengingkari
janjinya ya aku yakin.
Byurrr.. siallll.. hujan semakin
deras, bagaimana ini? Apa aku harus menunggunya? Maafkan aku Kyu, mungkin saat
kau sampai disini aku sudah tidak ada di tempat ini, maafkan aku.
-
Malam itu aku menunggunya, menunggunya
yang berjanji akan datang untuk menemuiku. Tapi sayang, harapanku musnah. Ia
mengingkari janjinya. Tapi, aku tahu ia pasti mempunyai alasan kenapa ia
mengingkari janjinya.
-
Sesampainya di rumah, aku langsung
mengganti bajuku yang sudah basah kuyup akibat air hujan. Ku amati ponselku
berharap ia akan menelponku dan mengatakan alasannya mengapa ia tidak
menemuiku.
I wanna hold your hand. (everytime I’m
thinking about you) I wanna kiss to your lips. I wanna fall in love with you.
It must be beautifull lovely day. Alunan ponselku segera membangunkanku dari
lamunanku tentangnya. Ku amati layar ponselku berharap ia yang menelponku.
Kedua sudut bibirku terangkat, melihat namanya terpampang dengan jelas dilayar
ponselku. Ku tekan tombol hijau dan mendekatkan ponselku ke telinga.
“yuri. Aku minta maaf, aku tidak bisa
menemuimu. Tadi kami disuruh untuk mengadakan Pres-Con dadakan. Apa kau marah?”
tanyanya. Aku tersenyum.
“kyu, aku tidak marah” ucapku serak.
“yurii.. apa kau baik baik saja?”
tanyanya.
“tenang saja Kyu, aku baik baik saja.
Sedangkan kau?” tanyaku.
“ tapi Yurii.. suaramu serak, kurasa
kau flu. Tadi malam hujan, apa kau menungguku di taman semalaman?” tanya Kyu,
aku tersenyum.
“tidak kyu. Aku memang sedang flu,
tapi penyebabnya bukan itu, sepertinya aku terlalu lelah.” Ucapku berbohong.
Aku tidak mau ia khawatir akan keadaanku yang saat ini, aku tidak mau ia
menyalahkan dirinya akan sakit yang ku alami kali ini.
“benarkah? Ya sudah, cepat sembuh ya!
Dan satu lagi jangan lupa minum obat, dan selamat beristirahat” ucapnya. Dan
BIP. Sambungan telpon terputus, aku tersenyum mendengar ia sangat
mengkhawatirkanku.
-
Jujur saja, aku sangat senang saat aku
tahu ia mengkhawatirkanku. Aku beruntung memilikimu Kyu. Sungguh, terimakasih
Tuhan kau telah memberikan seseorang yang dapat menemani hidupku yang kosong
ini.
-
Keesokan paginya, aku terbangun dari
tidurku. Ketika ku rasa sinar matahari sudah bersinar terang menyinari dunia
ini dan menemani awan awan yang bersenandung ria di langit. Ku kerjapkan mataku
dan ku rentangkan kedua tanganku menghilangkan pegal yang menyelimuti tubuhku.
Ku edarkan pandanganku ke seluruh penjuru kamar .
“selamat pagi duniaaa…” sapaku. Ahh,
entah mengapa hari ini aku sangat bahagia.
“selamat pagi nonaaa” ucap seseorang,
aku menoleh dan mendapati seseorang yang amat sangat aku sayangi berada dihadapanku
dengan segelas susu ditangannya. Aku tersenyum ke arahnya.
“siapa yang membukakan pintu untukmu?”
tanyaku. Ia tersenyum.
“ibumu” ucapnya. Ibu? Tunggu dulu,
bukannya Ibu tidak ada disini, bukannya Ibu ada di rumah Paman?
“beliau baru saja pulang.” Ucapnya.
Aku membelalakan mataku, dan menatapnya bingung.
“ishh, ayo ikut akuuu” ucapnya lalu
menarikku bangun dari tempat tidurku dan berjalan ke dapur.
Tercium aroma makanan yang sangat
menusuk hidung, ahh ini makanan kesukaanku. Dan yang selalu memasakkan ini kan
ibu? Apa benar ibu sudah pulang? Tapi, mengapa ia tak memberitahuku?
“ibu?” ucapku lalu memeluknya, ia
terkekeh dan tersenyum. Ahh, aku merindukanmu ibuuu…
“sudahhh.. lihat, pacarmu sudah
tampan, kenapa kau masih berantakan? Mandi sana. Bersihkan dirimu, Kyu bilang
ia akan mengajakmu pergi” ucap ibuku. Aku tersenyum dan mengangguk. Ku balikan
tubuhku menghadap Kyu yang tersenyum kearahku. CUP.. ku beri ciuman dipipi
kirinya, ia terbelalak dan memegangi pipinya. Hahahhahahha Kyu, ekspresimu lucu
sekaliii..
-
Itu adalah kenangan yang tak akan pernah
aku lupakan. Bersamnya hidupku terasa lebih berwarna. Aku selalu bahagia
dibuatnya, rasanya hidupku akan hampa tanpanya. Tanpa cinta yang selalu ia
beri, tanpa senyuman yang selalu membuatku rindu jika aku tidak melihatnya, dan
kasih sayang yang hangat yang selalu aku dapatkan darinya.
-
“yuriii. Kau harus jawab dengan jujur
pertanyaanku!” ucapnya tiba tiba, aku menatapnya tak mengerti.
“apa maksudmu?” ucapku.
“pokoknya kau harus jawab dengan
jujur!” hahahaha, dasar Kyuu. Kau selalu saja seperti ini, memaksa.
“baiklah, apa kau menyayangiku?”
tanyanya. Aku mengangguk diringi senyum yang mengembang dibibirku.
“apa kau mau menjadi masa depanku?”
tanyanya. Aku membelalakan mataku? Masa depan? Apa maksudnya?
“apa maksudmu Kyu?” tanyaku tak
mengerti. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.
“aku ingin kau menjadi yang terakhir
untukku. Aku mau selamanya kau menjadi milikku, dan tidak ada seorang pun yang
berhak memilikimu selain aku” ucapnya. Aku tersenyum mendengar kalimatnya yang
terdengar seperti paksaan. Tapi, itu membuatku yakin, membuatku yakin bahwa ia
adalah takdirku.
“menjadi milikmu seutuhnya? Lantas
ibuku bagaimana?” tanyaku. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“ibumu boleh, asalakan tidak ada pria
lain yang boleh memilikimu. Hanya aku yang boleh!” ucapnya. Aku terkekeh, dan
memeluknya. Mendekapnya dengan hangat.
“apa kau mau menjadi masa depanku?”
tanyanya. Aku mengangguk dalam pelukannya.
-
Itulah kisah cintaku, kisah cinta yang
akan selalu ku ingat. Cho Kyuhyun, ya dialah pria yang berhasil membuatku
percaya akan cinta, dan membuatku menemukan pasangan sejatiku. Aku berjanji
akan selalu mencintainya sampai Tuhan memanggilku.