Sabtu, 15 Juni 2013

D'Moments.

D'Moments!

     
      'LULUS' yaps, sesuai janji kita waktu mau UN, kita hadepin UN bareng-bareng, dan pastinya lulus bareng-bareng. Whoa-a. Kelas 9 itu masa transisi menuju dewasa. Kita belajar banyak di sekolah. Gak kelas 9 ajasih, kelas 8 sama 7 juga._. Pokok-nya seneng banget bisa kenal kalian, jadi bagian dalam kata yang orang sering sebut 'temen - sahabat' .

     
      Satu taun itu memang lama, tapi kalau dilewatin-nya bareng-bareng itu gak kerasa loh. Berasa cuma beberapa bulan. Dan seiring berjalan-nya waktu, kita nemuni orang-orang yang klop sama kita. Tapi, semua-nya klop kok._. Kita kan keluarga. Memang sih beda orang tua, tai tetep aja kita keluarga di sekolah. Kita kompak, dan kita memang akuin itu. :)


      Dan sekarang, selamat membuka lembaran baru di sekolah dengan tingkat lebih tinggi, Putih-abu-abu. Meskipun kita pisah, tapi tetep kenangan disimpen di hati. Hihi. Ketawa bareng, main-main bareng, ah semuanya itu bikin msmwah :$. Kita punya lembaran kertas yang masih kosong di taun nanti, dan kita isi itu pake pena item, norehin kebahagian disana nantinya. :)

Fallin' For You


       Ku terdiam saat kau datang.
       Detak jantungku pun berdegup kencang.
       Kau tersenyum kepadaku.
       Lalu kau tanya siapa nama ku.
              Darahnya berdesir, detak jantungnya berdegup lebih kencang, saat ia melemparkan sebuah senyum yang begitu manis. Senyum yang selalu membuat semua kaum hawa menjerit karena begitu mempesona. Ara meremas lengannya sendiri, ia gugup sekarang. Bagaimana tidak? Bisma, Bisma Karisma lebih tepatnya. Pemuda berperawakan kurus itu mampu membuat hati Ara yang selama ini membeku kini mencair sempurna dan sudah terisi dengan sebuah nama yang terukir indah disana, Bisma.
          “Hey. Gue perhatiin lo sering ke sini ya?” Okey. Cukup. Ara bisa pingsan kalau seperti ini, suara Bisma yang begitu khas mampu membuat Ara tercekat, jarang-jarang ia mendengar suara Bisma yang begitu khas itu.
          “Engg…. I-ya, g-gue sering kesini. Hehe” Bisma terkekeh lalu duduk disamping Ara. Menempatkan tubuhnya disamping gadis berwajah oriental-sunda ini.
          “Oh, iya nama lo siapa? Gue Bisma” Bisma menjulurkan tangannya di depan Ara, Ara tersentak dan menatap Bisma bingung, pasalnya sedari tadi Ara hanya bengong melihat wajah manis Bisma.
          “Lo ngo-mong apa?” Bisma terkekeh, “Gue tanya, nama lo siapa?” Ara mengangguk, lalu membalas juluran tangan Bisma ragu. “Kiara, panggil aja Ara”.
-
       You give me to my live. U,u,u,u,u,u,u who are you?
       You run in my heart. U,u,u,u,u,u,u I love you.
       Kau buatku tersenyum. Kau buatku bahagia.
       Ku pun jadi tersipu. I think I Fallin’ For You.
       U,u,u,u,u,u,u I love you.
              Matahari mulai bertistirahat dan munculah semburat orange di langit sana, dan sedikit demi sedikit Bulan mulai muncul dan menggantikan peran sang surya sebagai penerang bumi, ditemani dengan bintang-bintang yang gemerlap di malam hari.
          “Kenapa ngajakin gue kesini Bis?” Ara menatap Bisma yang tengah berbaring di atas hamparan pasir putih.
          “Gue Cuma mau ngebandingin sesuatu aja.” Ara mengangkat sebelah alisnya, menatap Bisma tak mengerti.
          “Ngebandingin apaan?” Ara, pandangan-nya kembali menyapu hamparan laut biru dihadapannya.
          “Kata orang bintang itu indah, tapi menurut gue, lo yang paling indah di mata gue.” Ara membolakan matanya. Deg-deg-deg. Degup jantungnya kembali bekerja di batas normal, pipinya memanas, menimbulkan semburat merah disana.
          “Lo gombal ya. Bangke lo ah!” Bisma terkekeh, ia bisa melihat jelas jika gadisnya itu tengah tersipu. Terlihat dari pipinya yang memerah.
          “Lo mau tau rahasia gue gak?” Ara kembali menoleh ke arah Bisma, setalah ia berusaha untuk menenangkan detak jantungnya.
          “Apa emang rahasia lo?” Bisma menghela napas “Gue kecanduan sama lo tau gak. Lo itu nikotin buat gue. dan gue gak bisa idup tanpa lo.” Bisma menatap Ara dengan senyum manis miliknya. Cukup! Ara sudah terlalu jauh terbang, ia merasakan sensasi geli di dalam perutnya, rasanya ada berjuta kupu-kupu yang terbang di dalam sana. ‘Ah. Sialan, Bisma. Lo emang bener-bener bisa buat gue gila karena semua tingkah lo. Gue pikir, gue cinta sama lo. Fallin’ for you!’
-
       Kita berdua semakin dekat.
       Tak ada yang bisa menghalanginya.
       Kita berdua berjanjia
       Ku slalu menunggu bertemu kamu.
              Beberapa bulan terakhir ini, keduanya semakin dekat dan lebih mengenal satu sama lain. Kini Ara dan Bisma tengah berjalan beiringan, mengacuhkan tatapan sinis dan dingin dari beberapa orang yang menatap mereka. Bercengkrama dan tertawa, seakan dunia hanya milik mereka berdua.
          “Akakakaka lo juga sih rese. Jadinya ya kayak gitu, lagian siapa suruh lo jailin anak kecil?!” Bisma menatap Ara kesal, ‘gue mau curhat, malah diketawain gini. Sial. Etapi, dia cantik banget kalau ketawa. Kayak bidadari turun dari surga gitu deh’ pikir Bisma. Ara menghentikan tawanya dan menatap Bisma yang tengah tersenyum ke arahnya. Aneh.
          “Bis, lo kenapa? Kok negliatin gue gitu banget sih?” Bisma tersadar, ia menggeleng dan langsung menggamit tangan Ara membawanya ke parkiran dan pulang.
          “Eh nanti malem ada acara gak?” Bisma, Ara menoleh dan menggeleng.
          “Gimana kalau nanti malem lo ikut gue?” Ara menatap Bisma bingung, “Ikut kemana Bis?” Bisma menoleh dan tertawa renyah.
          “Kemana aja deh, dandan yang cantik. Jam 7 gue jemput ya. Gue gak mau denger kata tapi-tapi ya. Jam 7 yang gue tau, lo udah siap”
-
       You give me to my live. U,u,u,u,u,u,u who are you?
       You run in my heart. U,u,u,u,u,u,u I love you.
       Kau buatku tersenyum. Kau buatku bahagia.
       Ku pun jadi tersipu. I think I Fallin’ For You.
       U,u,u,u,u,u,u I love you.
                 “Udah cantik belum sih gue? Maksudnya ada yang kurang engga. Ini kan kali pertamanya Bisma ngajak gue jalan harus dandan cantik, biasanya main tarik langsung pergi.” Ting… Nong… Ting… Nong… Ara menghela napas pelan, dan mengambil tas selempang dengan warna senada dengan dress-nya lalu menuruni tangga.
          Langkahnya terhenti di depan pintu, memejamkan mata dan bersiap membuka pintu utama rumahnya. Matanya membola ketika melihat pemuda di hadpannya yang begitu…. Tampan.
          “Lo… cantik” Ara tersipu, ia menunduk, “Makasih Bis.”
          “Berangkat sekarang bisa gak?” Tanya Bisma, Ara mendongkakan kepalanya dan mengangguk.
-
       You give me to my live. U,u,u,u,u,u,u who are you?
       You run in my heart. U,u,u,u,u,u,u I love you.
       Kau buatku tersenyum. Kau buatku bahagia.
       Ku pun jadi tersipu. I think I Fallin’ For You.
       U,u,u,u,u,u,u I love you.
                   “Wiuh.. Bisma… Keren, ini keren banget. Gue suka gue suka…” Ara menatap takjub pandangan di hadapan-nya. Hamaparan karpet hijau yang luas dengan cahaya terang dari sang rembulan, membuat tempat ini begitu indah.
          “Iya dong. Gue gitu.” Ara terkekeh, lalu berjalan beberapa langkah dari tempatnya tadi. Merentangkan lengannya, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Hening. Tiba tiba, Ara merasakan sesuatu yang memeluk erat pinggang-nya, ia menatap tak percaya ketika Bisma meletakan dagu-nya di pundak Ara dengan mata yang terpejam.
          “Ijinin gue buat dalam posisi gini sama lo.” Ara mengangguk, “Apa tujuan lo bawa gue kesini?” Bisma membuka kedua matanya, “Gue, pingin jelasin sesuatu sama lo. Ini nyangkut kita. Tentang Kita. Dan tentang Cinta.”
          “Cinta?” Bisma menghelas napas, lalu melepaskan rangkulan erat di pinggang Ara, dan memutar tubuh Ara hingga mengahadap ke arahnya. Menatap mata hitam kecoklatan itu dalam.
          “Kata semu yang gak pernah gue percaya. Dulu, gue gak pernah mau tau apa itu Cinta? Gimana rasanya? Tapi, setelah pertemuan kita di taman kampus kemarin, gue ngerasa gue perlu percaya apa itu cinta. Gue ngerasain semua ini dari lo Ra.” Ara tersenyum, entah kenapa ini seperti mimpi. Ara berharap jika ini mimpi, Tuhan tidak akan membangunkan Ara disaat seperti ini. Hatinya begitu bahagia Bisma menucapkan itu.
          “Dan gue mau, lo jadi cinta yang pertama dan terakhir buat gue. Hidup gue yang dulunya datar sekarang berliku karena ada lo, gue selalu jadi langit mendung tanpa orang tau, tapi semenjak ada lo gue berasa seperti langit cerah yang punya pelangi. Lo indah dimata gue Ra. Lo itu warna dan gue itu kanvas putih, yang garing , datar. Tapi setalah lo ngelukisin warna di kanvas itu, semuanya berubah. Lebih indah dan lebih bermakna.” Bisma menggenggam erat kedua lengan Ara.
          “Gue gak tau lo punya rasa yang sama atau engga sama gue. yang jelas gue cinta sama lo. Dan gue mau lo jadi cinta satu-satu-nya di hidup gue.” Ara tersenyum, ia mengangguk.
          “Gue bakal jadi pelangi yang selalu hiasi hari lo. Dan gue siap jadi warna yang nantinya norehin kesan bahagia di kanvas itu. Semua rasa kita tanggung bareng-bareng. Dan lo perlu tau rahasia gue, dari awal kita ketemu, gue rasa gue udah jatuh cinta sama lo.”
          Keduanya tersenyum, bulan dan bintang kini menjadi saksi cinta mereka berdua. Sebuah hubungan baru yang kini mereka jalani. Fallin’ For You.

Jumat, 01 Maret 2013

Love In Memories

Title           : Love In Memories. ֟
Cast            :
- Cho Kyuhyun as Kyuhyun
- Kim Yuri as Yuri

Cinta? Apa kalian tahu arti cinta yang sebenarnya? Apa kalian pernah merasakan cinta? Jika iya, sama halnya denganku. Cinta? Karena hal itu aku bisa mengenalnya, mengenal sosoknya yang hangat dan merasakan hidup yang lebih berwarna.
-
Pagi ini, dengan langkah yang pasti ku langkahkan kakiku menuju taman Kota, ku akui hari ini aku sangat senang. Mendengar kabar bahwa kekasihku Kyuhyun, akan bertemu denganku.
          “maaf menunggu lama” ucapku. Dia tersentak dari lamunannya, dan tersenyum kearahku.
          “tidak apa apa, lagipula aku juga baru saja sampai disini” ucapnya.
Suasana menjadi hening, ku biarkan saja. Mungkin ia menginginkan suasana yang hening seperti ini.
          “yuri, aku minta maaf jika belakangan ini aku terlalu sibuk!” ucapnya. Aku tersenyum mendengar perkataanya. Apa kalian tau Super Junior? Apa kalian kenal dengan Cho Kyuhyun atau Kyuhyun?
          “hahahahahha” tertawa? Untuk apa? Apa itu yang ada dipikiran kalian? Alasannya, aku sudah sering mendengarnya berkata seperti itu. Selalu saja itu yang ia ucapkan setiap kali ia bertemu denganku.
          “kenapa kau tertawa? Ada yang lucu?” tanyanya. Aku menghentikan tawaku, dan tersenyum kearahnya.
          “ada. Kyu, apakah kau tidak sadar? Setiap kali kau bertemu denganku, pasti kalimat itu yang selalu kau lontarkan. Aku sudah bosan mendengarnya kyuuu..” ucapku seraya mencubit gemas kedua pipinya.
          “ishh. Jangan cubit pipiku, itu sakit Yuriiii..” ucapnya. Aku hanya tertawa melihat tingkahnya yang seperti anak kecil. Meskipun ia telah menjadi artis besar di negeri ini, ia masih saja mempunyai sifat yang sama seperti sebelum ia terkenal. Itulah yang aku suka darinya.
          “berhenti tertawa Yuriii.. itu tidak lucuuuu” ucapnya, aku menghentikan tawaku dan menatapnya.
          “sudah puas?” tanyanya sinis. Aku tersenyum dan langsung memeluknya. Hangat itulah yang kurasakan.
-
          Bahagia bukan? Tapi, itu dulu sebelum ia dikenal oleh seluruh dunia. kini ia jarang –bahkan hampir tidak pernah- menemuiku seperti dulu. Dan bahkan jika kami ingin bertemu kami harus bertemu secara bersembunyi sembunyi. Tapi bagaimana? Jika kekasihku sudah ditakdirkan menjadi seorang Entertain yang sangat sukses di jagad hiburan. Tapi aku berusaha untuk menghargai pekerjaanya, pekerjaan yang selalu menuntutnya untuk menyenangkan fans fansnya yang telah tersebar di seluruh dunia.
-
          Aku menunggunya, menunggunya yang akan menemuiku. Di tempat ini, tempat favourite kami. Udara disini begitu dingin, membuatku harus memakai sweater yang tebal dengan balutan shal di leherku. Semilir angin mulai menerpa tubuhku, tempat ini begitu indah jika malam hari. Tak ayal, jika aku dan dia sering datang kemari hanya sekedar melihat bulan dan bintang yang bertaburan dilangit setiap malamnya. Ia berjanji akan menemuiku jam 8 malam nanti.
          Sudah 1 jam lebih aku menunggunya disini. Menunggunya untuk datang menemuiku. Ini sudah terlalu larut, tapi ia masih belum datang juga. Aku takut. Tik… Tik.. Tik… Ahh sial, kenapa harus hujan? Tidak, tidak boleh, aku harus tetap menunggunya. Ia sudah berjanji akan menemuiku, mungkin ia terjebak macet, ya aku yakin. Ia tidak akan mengingkari janjinya ya aku yakin.
          Byurrr.. siallll.. hujan semakin deras, bagaimana ini? Apa aku harus menunggunya? Maafkan aku Kyu, mungkin saat kau sampai disini aku sudah tidak ada di tempat ini, maafkan aku.
-
          Malam itu aku menunggunya, menunggunya yang berjanji akan datang untuk menemuiku. Tapi sayang, harapanku musnah. Ia mengingkari janjinya. Tapi, aku tahu ia pasti mempunyai alasan kenapa ia mengingkari janjinya.
-
          Sesampainya di rumah, aku langsung mengganti bajuku yang sudah basah kuyup akibat air hujan. Ku amati ponselku berharap ia akan menelponku dan mengatakan alasannya mengapa ia tidak menemuiku.
          I wanna hold your hand. (everytime I’m thinking about you) I wanna kiss to your lips. I wanna fall in love with you. It must be beautifull lovely day. Alunan ponselku segera membangunkanku dari lamunanku tentangnya. Ku amati layar ponselku berharap ia yang menelponku. Kedua sudut bibirku terangkat, melihat namanya terpampang dengan jelas dilayar ponselku. Ku tekan tombol hijau dan mendekatkan ponselku ke telinga.
          “yuri. Aku minta maaf, aku tidak bisa menemuimu. Tadi kami disuruh untuk mengadakan Pres-Con dadakan. Apa kau marah?” tanyanya. Aku tersenyum.
          “kyu, aku tidak marah” ucapku serak.
          “yurii.. apa kau baik baik saja?” tanyanya.
          “tenang saja Kyu, aku baik baik saja. Sedangkan kau?” tanyaku.
          “ tapi Yurii.. suaramu serak, kurasa kau flu. Tadi malam hujan, apa kau menungguku di taman semalaman?” tanya Kyu, aku tersenyum.
          “tidak kyu. Aku memang sedang flu, tapi penyebabnya bukan itu, sepertinya aku terlalu lelah.” Ucapku berbohong. Aku tidak mau ia khawatir akan keadaanku yang saat ini, aku tidak mau ia menyalahkan dirinya akan sakit yang ku alami kali ini.
          “benarkah? Ya sudah, cepat sembuh ya! Dan satu lagi jangan lupa minum obat, dan selamat beristirahat” ucapnya. Dan BIP. Sambungan telpon terputus, aku tersenyum mendengar ia sangat mengkhawatirkanku.
-
          Jujur saja, aku sangat senang saat aku tahu ia mengkhawatirkanku. Aku beruntung memilikimu Kyu. Sungguh, terimakasih Tuhan kau telah memberikan seseorang yang dapat menemani hidupku yang kosong ini.
-
          Keesokan paginya, aku terbangun dari tidurku. Ketika ku rasa sinar matahari sudah bersinar terang menyinari dunia ini dan menemani awan awan yang bersenandung ria di langit. Ku kerjapkan mataku dan ku rentangkan kedua tanganku menghilangkan pegal yang menyelimuti tubuhku. Ku edarkan pandanganku ke seluruh penjuru kamar .
          “selamat pagi duniaaa…” sapaku. Ahh, entah mengapa hari ini aku sangat bahagia.
          “selamat pagi nonaaa” ucap seseorang, aku menoleh dan mendapati seseorang yang amat sangat aku sayangi berada dihadapanku dengan segelas susu ditangannya. Aku tersenyum ke arahnya.
          “siapa yang membukakan pintu untukmu?” tanyaku. Ia tersenyum.
          “ibumu” ucapnya. Ibu? Tunggu dulu, bukannya Ibu tidak ada disini, bukannya Ibu ada di rumah Paman?
          “beliau baru saja pulang.” Ucapnya. Aku membelalakan mataku, dan menatapnya bingung.
          “ishh, ayo ikut akuuu” ucapnya lalu menarikku bangun dari tempat tidurku dan berjalan ke dapur.
          Tercium aroma makanan yang sangat menusuk hidung, ahh ini makanan kesukaanku. Dan yang selalu memasakkan ini kan ibu? Apa benar ibu sudah pulang? Tapi, mengapa ia tak memberitahuku?
          “ibu?” ucapku lalu memeluknya, ia terkekeh dan tersenyum. Ahh, aku merindukanmu ibuuu…
          “sudahhh.. lihat, pacarmu sudah tampan, kenapa kau masih berantakan? Mandi sana. Bersihkan dirimu, Kyu bilang ia akan mengajakmu pergi” ucap ibuku. Aku tersenyum dan mengangguk. Ku balikan tubuhku menghadap Kyu yang tersenyum kearahku. CUP.. ku beri ciuman dipipi kirinya, ia terbelalak dan memegangi pipinya. Hahahhahahha Kyu, ekspresimu lucu sekaliii..
-
          Itu adalah kenangan yang tak akan pernah aku lupakan. Bersamnya hidupku terasa lebih berwarna. Aku selalu bahagia dibuatnya, rasanya hidupku akan hampa tanpanya. Tanpa cinta yang selalu ia beri, tanpa senyuman yang selalu membuatku rindu jika aku tidak melihatnya, dan kasih sayang yang hangat yang selalu aku dapatkan darinya.
-
          “yuriii. Kau harus jawab dengan jujur pertanyaanku!” ucapnya tiba tiba, aku menatapnya tak mengerti.
          “apa maksudmu?” ucapku.
          “pokoknya kau harus jawab dengan jujur!” hahahaha, dasar Kyuu. Kau selalu saja seperti ini, memaksa.
          “baiklah, apa kau menyayangiku?” tanyanya. Aku mengangguk diringi senyum yang mengembang dibibirku.
          “apa kau mau menjadi masa depanku?” tanyanya. Aku membelalakan mataku? Masa depan? Apa maksudnya?
          “apa maksudmu Kyu?” tanyaku tak mengerti. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.
          “aku ingin kau menjadi yang terakhir untukku. Aku mau selamanya kau menjadi milikku, dan tidak ada seorang pun yang berhak memilikimu selain aku” ucapnya. Aku tersenyum mendengar kalimatnya yang terdengar seperti paksaan. Tapi, itu membuatku yakin, membuatku yakin bahwa ia adalah takdirku.
          “menjadi milikmu seutuhnya? Lantas ibuku bagaimana?” tanyaku. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
          “ibumu boleh, asalakan tidak ada pria lain yang boleh memilikimu. Hanya aku yang boleh!” ucapnya. Aku terkekeh, dan memeluknya. Mendekapnya dengan hangat.
          “apa kau mau menjadi masa depanku?” tanyanya. Aku mengangguk dalam pelukannya.
-
          Itulah kisah cintaku, kisah cinta yang akan selalu ku ingat. Cho Kyuhyun, ya dialah pria yang berhasil membuatku percaya akan cinta, dan membuatku menemukan pasangan sejatiku. Aku berjanji akan selalu mencintainya sampai Tuhan memanggilku. 

Minggu, 17 Februari 2013

Love Is Our

Title             : Love is Our                                  
Main Cast    : 

  • Bisma Karisma as Bisma
  •  Femi Marantia as Femi

-
          Membagi sinar nya dengan bumi, dan membangunkan setiap insan dari mimpinya. Membiarkan sinarnya menyapa seluruh insan yang ada dibumi. Mengerjapkan matanya ketika ia rasa cahaya hangat menyentuh tubuhnya, tersenyum sesaat.
          “udah pagi aja ya~ perasaan gue baru tidur jam 3 pagi deh. Ah, taulah yang penting gue udah bangun dan siap buat jemput si princesss~” ucapnya. Bisma Karisma~ seorang pelajar SMA 5 Bandung, SMA favorit yang menjadi impian seluruh pelajar.
-
          Ting… Nong… Ting… Nong… Menunggu sang pujaan hati untuk membukakan pintu untuknya. Membenarkan penampilannya sebentar agar terlihat rapih dan berkarisma.
          “eh, Bis udah dateng aja~ ayo masuk dulu.” Ucap seorang gadis berparas cantik dan menawan itu. Bisma tersenyum dan melangkahkan kakinya masuk mengikuti sang kekasih hati melangkah.
          “eh iya, sarapan dulu ya~ kamu udah makan?” tanya Femi sesaat keduanya telah sampai di ruang makan. Terlihat disana hanya ada meja makan kosong tak berpehuni tetapi banyak makanan (^-^?). Bisma mengangguk menandakan iya.
          “ya udah deh, aku makan di kantin aja nanti, barangkali telat berangkat sekarang aja ya~” ucap Femi.
          “lah, makan dululah kamu, lagian masih jam 6.15 ini, gak bakalan telat kok” jnawab Bisma.
          “ya udah deh aku makan dulu.”
-
          Menggamit dengan mesra tangan kekasihnya, membiarkan semua tatapan iri yang menatapnya tajam. Yang ia mau hanya satu, berada di dekat kekasihnya sampai kapanpun.
          “bis, kamu kenapa sih? Kayaknya hari ini manja banget ya sama aku~” ucap Femi sesampainya mereka berdua di kelas. Bisma menggeleng dan tersenyum.
          “gak tau kenapa, aku pingin aja ada di deket kamu. Aku suka dan selalu suka itu” jawab Bisma seraya menatap Femi. Femi tersenym dan mencubit kedua pipi Bisma gemas.
          “mi, sakit.. kook dicubit sih~” kesal Bisma, saat Femi mencubitnya.
          “aku lucu aja kali bis, ada aja gitu alasan kamu yang gimana gitu~” ucap Femi. Bisma hanya mengkerucutkan bibirnya dan mengusap keduanya yang merasa sakit akibat cubitan Femi.
          “aduh, skait ya~ maaf deh. Abisanya lucu bis, gak boong deh suer .­_.v” jelas Femi. Bisma hanya tersenyum dan mengangguk.
          “iya udah udah, gak apa apa.”
-
          Pulang sekolah keduanya sudah mempunyai rencana untuk menghabiskan waktu berdua, mengingat bahwa hari ini hari weekend. Bisma melajukan mobilnya menuju suatu tempat yang menjadi tempat favorit mereka.
          “bis, kamu mau ajak aku kemana?” tanya Femi.
          “ke suatu tempat yang aku dan kamu suka.”
          Hening~ keduanya sibuk akan aktifitas masing masing. Femi yang sibuk mendengarkan lagu di gadgetnya sedangkan Bisma sibuk menyetir agar tidak terjadi sesuatu yang menimpa dirinya dengan Femi.
-
          Sesampainya disana Bisma dan juga Femi langsung mendudukan(?) tubuhnya di atas hamparan rumput yang hijau dengan tikar sebagai alasnya. Keduanya sama sama tersenyum saat mendapati tempat yang mereka suka tidak mengalami perubahan sedikitpun.
          “bis, udah lama ya kita gak kesini” ucap Femi. Bisma mengangguk dan tersenyum.
          “iya, kemarin kan kita sibuk sekolah fem, mana banyak tugas lagi”
          Hening. Membiarkan suasana tenang dan damai, membiarkan alam bernyanyi dengan sesuka hati sampai mereka puas dengan alunan music indah yang mereka buat sendiri.
          Menggenggam erat tangan Femi seakan ia tak mau kehilangan, membiarkan hewan hewan yang menatap iri padanya, yang ia mau hanya satu bersama kekasihnya dan selalu itu.
          “bis, kok kamu manja banget sih hari ini sama aku, mulai dari sekolah sampe sekarang, ada apa coba?” tanya femi. Bisma menggeleng merahasiakan semua rahasia yang dia pendam.
          “engga ada apa apa, aku seneng aja ada di deket kamu, bahagia banget deh.” Jelas Bisma seraya menatap Femi. Femi mengeryit, sebegitu simple-kah alasan yang dibuat Bisma.
          “iya deh ngaku, aku takut kehilangan kamu. Aku gak mau kamu jauh dari aku, aku suka kamu, cinta, sayang aku semuanya buat kamu” jelas Bisma. Femi tersenyum.
          “kamu selalu aja bisa buat aku seneng bis, makasih. Semoga semua yang kamu ucapin itu bener ya.”

-TAMAT-