Sabtu, 15 Juni 2013

Fallin' For You


       Ku terdiam saat kau datang.
       Detak jantungku pun berdegup kencang.
       Kau tersenyum kepadaku.
       Lalu kau tanya siapa nama ku.
              Darahnya berdesir, detak jantungnya berdegup lebih kencang, saat ia melemparkan sebuah senyum yang begitu manis. Senyum yang selalu membuat semua kaum hawa menjerit karena begitu mempesona. Ara meremas lengannya sendiri, ia gugup sekarang. Bagaimana tidak? Bisma, Bisma Karisma lebih tepatnya. Pemuda berperawakan kurus itu mampu membuat hati Ara yang selama ini membeku kini mencair sempurna dan sudah terisi dengan sebuah nama yang terukir indah disana, Bisma.
          “Hey. Gue perhatiin lo sering ke sini ya?” Okey. Cukup. Ara bisa pingsan kalau seperti ini, suara Bisma yang begitu khas mampu membuat Ara tercekat, jarang-jarang ia mendengar suara Bisma yang begitu khas itu.
          “Engg…. I-ya, g-gue sering kesini. Hehe” Bisma terkekeh lalu duduk disamping Ara. Menempatkan tubuhnya disamping gadis berwajah oriental-sunda ini.
          “Oh, iya nama lo siapa? Gue Bisma” Bisma menjulurkan tangannya di depan Ara, Ara tersentak dan menatap Bisma bingung, pasalnya sedari tadi Ara hanya bengong melihat wajah manis Bisma.
          “Lo ngo-mong apa?” Bisma terkekeh, “Gue tanya, nama lo siapa?” Ara mengangguk, lalu membalas juluran tangan Bisma ragu. “Kiara, panggil aja Ara”.
-
       You give me to my live. U,u,u,u,u,u,u who are you?
       You run in my heart. U,u,u,u,u,u,u I love you.
       Kau buatku tersenyum. Kau buatku bahagia.
       Ku pun jadi tersipu. I think I Fallin’ For You.
       U,u,u,u,u,u,u I love you.
              Matahari mulai bertistirahat dan munculah semburat orange di langit sana, dan sedikit demi sedikit Bulan mulai muncul dan menggantikan peran sang surya sebagai penerang bumi, ditemani dengan bintang-bintang yang gemerlap di malam hari.
          “Kenapa ngajakin gue kesini Bis?” Ara menatap Bisma yang tengah berbaring di atas hamparan pasir putih.
          “Gue Cuma mau ngebandingin sesuatu aja.” Ara mengangkat sebelah alisnya, menatap Bisma tak mengerti.
          “Ngebandingin apaan?” Ara, pandangan-nya kembali menyapu hamparan laut biru dihadapannya.
          “Kata orang bintang itu indah, tapi menurut gue, lo yang paling indah di mata gue.” Ara membolakan matanya. Deg-deg-deg. Degup jantungnya kembali bekerja di batas normal, pipinya memanas, menimbulkan semburat merah disana.
          “Lo gombal ya. Bangke lo ah!” Bisma terkekeh, ia bisa melihat jelas jika gadisnya itu tengah tersipu. Terlihat dari pipinya yang memerah.
          “Lo mau tau rahasia gue gak?” Ara kembali menoleh ke arah Bisma, setalah ia berusaha untuk menenangkan detak jantungnya.
          “Apa emang rahasia lo?” Bisma menghela napas “Gue kecanduan sama lo tau gak. Lo itu nikotin buat gue. dan gue gak bisa idup tanpa lo.” Bisma menatap Ara dengan senyum manis miliknya. Cukup! Ara sudah terlalu jauh terbang, ia merasakan sensasi geli di dalam perutnya, rasanya ada berjuta kupu-kupu yang terbang di dalam sana. ‘Ah. Sialan, Bisma. Lo emang bener-bener bisa buat gue gila karena semua tingkah lo. Gue pikir, gue cinta sama lo. Fallin’ for you!’
-
       Kita berdua semakin dekat.
       Tak ada yang bisa menghalanginya.
       Kita berdua berjanjia
       Ku slalu menunggu bertemu kamu.
              Beberapa bulan terakhir ini, keduanya semakin dekat dan lebih mengenal satu sama lain. Kini Ara dan Bisma tengah berjalan beiringan, mengacuhkan tatapan sinis dan dingin dari beberapa orang yang menatap mereka. Bercengkrama dan tertawa, seakan dunia hanya milik mereka berdua.
          “Akakakaka lo juga sih rese. Jadinya ya kayak gitu, lagian siapa suruh lo jailin anak kecil?!” Bisma menatap Ara kesal, ‘gue mau curhat, malah diketawain gini. Sial. Etapi, dia cantik banget kalau ketawa. Kayak bidadari turun dari surga gitu deh’ pikir Bisma. Ara menghentikan tawanya dan menatap Bisma yang tengah tersenyum ke arahnya. Aneh.
          “Bis, lo kenapa? Kok negliatin gue gitu banget sih?” Bisma tersadar, ia menggeleng dan langsung menggamit tangan Ara membawanya ke parkiran dan pulang.
          “Eh nanti malem ada acara gak?” Bisma, Ara menoleh dan menggeleng.
          “Gimana kalau nanti malem lo ikut gue?” Ara menatap Bisma bingung, “Ikut kemana Bis?” Bisma menoleh dan tertawa renyah.
          “Kemana aja deh, dandan yang cantik. Jam 7 gue jemput ya. Gue gak mau denger kata tapi-tapi ya. Jam 7 yang gue tau, lo udah siap”
-
       You give me to my live. U,u,u,u,u,u,u who are you?
       You run in my heart. U,u,u,u,u,u,u I love you.
       Kau buatku tersenyum. Kau buatku bahagia.
       Ku pun jadi tersipu. I think I Fallin’ For You.
       U,u,u,u,u,u,u I love you.
                 “Udah cantik belum sih gue? Maksudnya ada yang kurang engga. Ini kan kali pertamanya Bisma ngajak gue jalan harus dandan cantik, biasanya main tarik langsung pergi.” Ting… Nong… Ting… Nong… Ara menghela napas pelan, dan mengambil tas selempang dengan warna senada dengan dress-nya lalu menuruni tangga.
          Langkahnya terhenti di depan pintu, memejamkan mata dan bersiap membuka pintu utama rumahnya. Matanya membola ketika melihat pemuda di hadpannya yang begitu…. Tampan.
          “Lo… cantik” Ara tersipu, ia menunduk, “Makasih Bis.”
          “Berangkat sekarang bisa gak?” Tanya Bisma, Ara mendongkakan kepalanya dan mengangguk.
-
       You give me to my live. U,u,u,u,u,u,u who are you?
       You run in my heart. U,u,u,u,u,u,u I love you.
       Kau buatku tersenyum. Kau buatku bahagia.
       Ku pun jadi tersipu. I think I Fallin’ For You.
       U,u,u,u,u,u,u I love you.
                   “Wiuh.. Bisma… Keren, ini keren banget. Gue suka gue suka…” Ara menatap takjub pandangan di hadapan-nya. Hamaparan karpet hijau yang luas dengan cahaya terang dari sang rembulan, membuat tempat ini begitu indah.
          “Iya dong. Gue gitu.” Ara terkekeh, lalu berjalan beberapa langkah dari tempatnya tadi. Merentangkan lengannya, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Hening. Tiba tiba, Ara merasakan sesuatu yang memeluk erat pinggang-nya, ia menatap tak percaya ketika Bisma meletakan dagu-nya di pundak Ara dengan mata yang terpejam.
          “Ijinin gue buat dalam posisi gini sama lo.” Ara mengangguk, “Apa tujuan lo bawa gue kesini?” Bisma membuka kedua matanya, “Gue, pingin jelasin sesuatu sama lo. Ini nyangkut kita. Tentang Kita. Dan tentang Cinta.”
          “Cinta?” Bisma menghelas napas, lalu melepaskan rangkulan erat di pinggang Ara, dan memutar tubuh Ara hingga mengahadap ke arahnya. Menatap mata hitam kecoklatan itu dalam.
          “Kata semu yang gak pernah gue percaya. Dulu, gue gak pernah mau tau apa itu Cinta? Gimana rasanya? Tapi, setelah pertemuan kita di taman kampus kemarin, gue ngerasa gue perlu percaya apa itu cinta. Gue ngerasain semua ini dari lo Ra.” Ara tersenyum, entah kenapa ini seperti mimpi. Ara berharap jika ini mimpi, Tuhan tidak akan membangunkan Ara disaat seperti ini. Hatinya begitu bahagia Bisma menucapkan itu.
          “Dan gue mau, lo jadi cinta yang pertama dan terakhir buat gue. Hidup gue yang dulunya datar sekarang berliku karena ada lo, gue selalu jadi langit mendung tanpa orang tau, tapi semenjak ada lo gue berasa seperti langit cerah yang punya pelangi. Lo indah dimata gue Ra. Lo itu warna dan gue itu kanvas putih, yang garing , datar. Tapi setalah lo ngelukisin warna di kanvas itu, semuanya berubah. Lebih indah dan lebih bermakna.” Bisma menggenggam erat kedua lengan Ara.
          “Gue gak tau lo punya rasa yang sama atau engga sama gue. yang jelas gue cinta sama lo. Dan gue mau lo jadi cinta satu-satu-nya di hidup gue.” Ara tersenyum, ia mengangguk.
          “Gue bakal jadi pelangi yang selalu hiasi hari lo. Dan gue siap jadi warna yang nantinya norehin kesan bahagia di kanvas itu. Semua rasa kita tanggung bareng-bareng. Dan lo perlu tau rahasia gue, dari awal kita ketemu, gue rasa gue udah jatuh cinta sama lo.”
          Keduanya tersenyum, bulan dan bintang kini menjadi saksi cinta mereka berdua. Sebuah hubungan baru yang kini mereka jalani. Fallin’ For You.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar